Jakarta Bak Lautan Di 17 Januari. Bila kita sempat menonton dan menyaksikan tayangan berita hari ini di televisi,yang kesemuanya serentak mengulas tentang musibah banjir yang terjadi,khususnya yang melanda di lima wilayah Jakarta dan daerah lain di Nusantara. kalau tidak banjir bukan Jakarta namanya,demikian juga kalau tidak pernah mengalami dan tak pernah terjebak banjir,bukan warga jakarta pula akan status kependudukannya,katanya.Kali ini,hal itupun kebetulan saya alami ketika hendak berangkat rutinitas pada Kamis 17 Januari kemarin,di mana saat itu start keluar dari rumah hingga menuju selter bus Trans Jakarta yang akan saya tumpangi,sampai-sampai menghabiskan waktu satu jam-an lebih untuk menunggu.Saya sempat menanyakan hal itu kepetugasnya dan ia mengatakan:Maaf pak,armada kami tengah terjebak banjir di salah satu lokasi,harap maklum sahutnya.(saya pun mengamini tanda setuju,walau hati agak sedikit gimana gitu) menggingat memang hujan saat itu sedang lebat-lebatnya dan di sebagian ruas jalan juga sudah tertutup dan tergenang di penuhi air berwarna kuning kecoklatan.Langkah kaki sedikit bergeser,menjauhi dari posisi si petugas tadi,sambil memperhatikan situasi kalau-kalau ada angkutan umum lain melintas,hingga kenyataannya tak satupun juga yang terlihat terlintas.
Setelah berselang,akhirnya pun busnya tiba dan sampai mengantarkan ke sejumlah penumpang lainnya termasuk saya ke shelter ke dua,sekedar taransit untuk melanjutkan ke tujuan berikutnya.Dari satu jam pertama,satu jam kedua (waktu untuk menunggu).Di tambah satu jam-an lebih lagi di saat berada di dalam bus yang sengal melaju.Setelah baru berhasil melewati di bilangan perempatan lampu merah ITC Cempaka Mas,berberapa ratus meter bus berjalan kemudian,persis di depan salah satu supermarket,speed bus perlahan tersendat dan lama kelamaan malah tidak jalan sama sekali alias lumpuh.Ya Situasi Jakarta memang Lumpuh Total,dan Jakarta Bagai Lautan di tanggal itu,pada hingga akhirnya tak sadar sudah tiga jam berarti,durasi yang sudah terlewati di sejak awal.
Mendadak urung sudah niat beraktifitas saat itu,yang terpikir hanya bagaimana bisa kembali pulang ke rumah,mau naik apa? dengan cara apa?.Putar haluan sampai 360 derajat,akhirnya pun saya turun dari bus dan bergegas meninggalkan shelter.Berjalan kaki beriringan di sela pembatas trotoar jalan,dengan para karyawan lain yang membaur,senasib dan juga sepenanggungan.Untungnya hujan saat itu sudah mulai reda.Dan hingga beberapa puluhan meter perjalanan yang sudah di tempuh akhirnya pun kami berpisah dengan arah dan tujuan yang berbeda.Melanjutkan,lalu saya memilih mengambil tujuan lewat jalan dalam,di komplek pemukiman penduduk di Jalan Cempaka Putih Tengah.Berawal dari semata kaki genangan air yang saya lalui,lama kelaman di rasa hampir sebetis bahkan sempat setinggi paha.(sayangnya ponsel saya lobet baterenya,hingga tak bisa mengabadikan momen itu).Tersentak berulang sadar bahwasannya saya sedang memasuki zona banjir yang mungkin termasuk parah di lima wilayah ibukota kiranya.Karena hal itu saya ketahui dan melihat ada berjejer sejumlah mobil dari milik tv swasta nasional ,lengkap dengan reporter dan kameramennya yang sedang meliput berita di lokasi yang saya lalui itu.
Letih,kedinginan,lapar dan hati yang gimana gitu bercampur jadi satu,namun tetap ku teruskan lagi aksi gerak jalan di hari itu.Mengulangi rute yang pertama pada saat berangkat tadi.Dan Alhamdulillah dengan upaya susah payah,hingga pada akhirnya saya pun bisa sampai kembali ke rumah dengan selamat dan menorehkan catatan total waktu lima jam-an terjebak dan bergelut dengan banjir selama di jalan.Besar asa coretan ini pun dapat menceritakannya pada sang waktu,teriring tak ada niatan untuk tak beraktifitas hari itu.kita tahu semuanya di luar kehendak dan sepengetahuan.terima kasih dan semoga musibah banjir ini tidak berlanjut di esok hari.*yet.
Jakarta Bak Lautan Di 17 januari