Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu(seoson 2). Beberapa hari berselang dari peristiwa itu,si gadis pun jarang bahkan ndak pernah
terlihat keberadaannya.baik di tempat kerja atau pun di tempat
kostnya.Setelah kurang lebih semingguan,barulah si pemuda
mendapatkan kabar darinya.Lantaran orang tuanya sedang sakit
keras,memaksa si gadis memutuskan berhenti bekerja dan menetap tinggal
hingga waktu yang ndak bisa di tentukan,dan sepertinya menjurus ke waktu yang agak
lama ( tinggal di kampung halamannya).seiring Waktu terus berjalan,mendadak si pemuda itu
pun pindah dari tempat kerjanya yang lama,di karenakan di cabang perusahaan lain kekurangan akan beberapa karyawan
(staff),dan kebetulan memang si pemuda tersebut termasuk bagian dari
divisi yang di maksudkan dan (di butuhkan).Berharap dan terus berharap di tiap
minggu dan bulannya,namun si pemuda belum juga mendapatkan kabar lagi darinya.Mengingat di tahun itu(96-an) hubungan komunikasi masih mengandalkan surat
menyurat dan hanya bisa kontak lewat nomor telepon rumah saja,dan belum mengenal akrab (atau
menggunakan) komunikasi lewat handphone apalagi untuk memilikinya,yang amat jauh berbeda,bila di bandingkan dengan saat ini,tentunya.
Menantikan sepucuk surat yang ndak pernah kunjung datang,dan menunggu dering telepon di rumah si pemuda yang ndak kunjung pula berdering untuknya.Membuat hampir lupa,ndak terasa satu tahun setengah sudah,hubungan semu tanpa kabar di antara mereka.Di tambah dengan upaya dan usaha yang gigih di lakukan si pemuda untuk mencari informasi tentang keadaan dan keberadaan si gadis pujaannya,selama itu.Namun ya...tetep masih belum menemukan dan ndak berujung ke satu titik terang (barang sedikit pun). Waktu kembali terus berputar,hingga pada satu ketika,datang kiriman beberapa staff wanita dari cabang lain,ke tempat kerja si pemuda itu bertugas.
Dan dari salah satu kedatangan para staff wanita itu pula,kemudian ada seorang gadis yang membuat hati si pemuda itu ke sem-sem di buatnya.Sedikit demi sedikit benih cinta baru pun,mulai bersemi kembali di hatinya.Dan sebelum mereka berdua resmi jadian (berpacaran),si pemuda pun sempat dan memberanikan diri,menceritakan hal yang selama ini menjandi beban yang ada di hati dan di pikirannya.Namun di karenakan si gadis menggapnya,bukan merupakan satu masalah.Justru malah menghargai niat baik dan kejujuran dari si pemuda itu tadi.Maka tak elak lagi kisah cinta mereka pun makin melekat dan membawakan hubungan mereka makin dekat pula kearah sebuah kemudahan,hingga sampai pada akhirnya,mereka pun duduk nyaman dan bahagia di indahnya kursi pelaminan.
Nggak ada hal yang istimewa untuk di tonjolkan dalam kisah ini(dan setiap orang pun,pastinya mempunyai kisah lainnya,yang justru lebih bisa di banggakan bahkan lebih spesial,untuk di tulis atau hanya untuk sekedar sebagai isapan jempol saja,dan semua itu bebas sesuka hati untuk tiap orang dalam menyikapinya).Namun dari si pemudanya sendiri hanya bisa berharap dan menghaturkan permohonan maaf(yang belum sempat ia katakan),untuk si gadis yang pertama di kenalnya(jadi terlihat dan terdengar naif,mungkin dan barangkali,hal demikian ada di pikiran si pemuda).
Menantikan sepucuk surat yang ndak pernah kunjung datang,dan menunggu dering telepon di rumah si pemuda yang ndak kunjung pula berdering untuknya.Membuat hampir lupa,ndak terasa satu tahun setengah sudah,hubungan semu tanpa kabar di antara mereka.Di tambah dengan upaya dan usaha yang gigih di lakukan si pemuda untuk mencari informasi tentang keadaan dan keberadaan si gadis pujaannya,selama itu.Namun ya...tetep masih belum menemukan dan ndak berujung ke satu titik terang (barang sedikit pun). Waktu kembali terus berputar,hingga pada satu ketika,datang kiriman beberapa staff wanita dari cabang lain,ke tempat kerja si pemuda itu bertugas.
Dan dari salah satu kedatangan para staff wanita itu pula,kemudian ada seorang gadis yang membuat hati si pemuda itu ke sem-sem di buatnya.Sedikit demi sedikit benih cinta baru pun,mulai bersemi kembali di hatinya.Dan sebelum mereka berdua resmi jadian (berpacaran),si pemuda pun sempat dan memberanikan diri,menceritakan hal yang selama ini menjandi beban yang ada di hati dan di pikirannya.Namun di karenakan si gadis menggapnya,bukan merupakan satu masalah.Justru malah menghargai niat baik dan kejujuran dari si pemuda itu tadi.Maka tak elak lagi kisah cinta mereka pun makin melekat dan membawakan hubungan mereka makin dekat pula kearah sebuah kemudahan,hingga sampai pada akhirnya,mereka pun duduk nyaman dan bahagia di indahnya kursi pelaminan.
Nggak ada hal yang istimewa untuk di tonjolkan dalam kisah ini(dan setiap orang pun,pastinya mempunyai kisah lainnya,yang justru lebih bisa di banggakan bahkan lebih spesial,untuk di tulis atau hanya untuk sekedar sebagai isapan jempol saja,dan semua itu bebas sesuka hati untuk tiap orang dalam menyikapinya).Namun dari si pemudanya sendiri hanya bisa berharap dan menghaturkan permohonan maaf(yang belum sempat ia katakan),untuk si gadis yang pertama di kenalnya(jadi terlihat dan terdengar naif,mungkin dan barangkali,hal demikian ada di pikiran si pemuda).
Kendatipun demikian, dengan memohon ataupun tidak,tetep tak akan pula merubah keadaannya yang sudah terjadi,(juga sepertinya).Namun setidaknya dengan adanya satu niat baik...semoga selalu akan membawa pada sebuah kebaikan untuk semua,untuk saat ini hingga akhir nanti.*yet.