Priority Seats (Kursi Perioritas).Keberadaannya memang di prioritaskan khusus,seperti untuk kalangan Orang lanjut usia,wanita hamil dan orang yang mempunyai kendala fisik atau penumpang yang sedang membawa balita.Tentunya sesuai dengan gambar yang tertera pada sebuah stiker yang kerap terlihat dan tertempel di bagian dinding kaca bus angkutan umum
busway,misalnya.Atau mungkin bagi kita yang sudah tak asing menggunakan jasa transportasi umum lainya seperti kereta api,sesekali pernah pula menemuinya.
Mengingat keberadaannya hanya berjumlah 5 buah kursi yang tersedia dan terletak tepat di bagian belakang pengemudi bus.Lantas apa terus membuat keberadaan kursi yang lain bukan termasuk bagian dari mereka.Nah oleh karenanya hal ini nampaknya belum bisa berjalan dan ndak sesuai dengan apa yang menjadi harapan.Memang tidak salah dan ada sedikit benarnya bila untuk menonjolkan setiap ego dan hak dari masing-masing pengguna.Karena toh mereka sama-sama membayar,sama mengantri dan menunggu.Namun kembali peran kesadaran dan jiwa sosial pun teruji atau justru malah jadi terusik di sini.
Tak hayal beragam trik (ide) kreatif pun bermunculan hingga sampai di peragakan oleh penumpang yang secara kebetulan sudah duduk di kursi lebih dulu.Adapun Jurus ampuh yang berhasil membuat posisinya aman di kondisi seperti ini,biasanya hanya cukup dengan "berpura atau nampak tertidur pulas" tanpa harus kuatir bablas menanti tempat pemberhentian yang tengah di tuju.Dan di mana ketika ada dari salah satu orang yang termasuk dari bagian yang di prioritaskan tadi,terpaksa mau ndak mau dan entah sampai berapa lama menunggu gilirannya datang.Selain itu amat di sayangkan pula kiranya tidak adanya aksi sigap dari petugas kondektur yang sedang bertugas,untuk segera mencarikan sebuah kursi untuknya.
situasi bus trans Jakarta,kebetulan di saat lenggang
Hmmm.. jadi cuma membayangkan,seandainya satu hari nanti.Di saat ibu,istri atau sanak kerabat berada di dalam kendaraan umum,dan kebetulan di tengah situasi persis seperti itu.*yet.
Mengingat keberadaannya hanya berjumlah 5 buah kursi yang tersedia dan terletak tepat di bagian belakang pengemudi bus.Lantas apa terus membuat keberadaan kursi yang lain bukan termasuk bagian dari mereka.Nah oleh karenanya hal ini nampaknya belum bisa berjalan dan ndak sesuai dengan apa yang menjadi harapan.Memang tidak salah dan ada sedikit benarnya bila untuk menonjolkan setiap ego dan hak dari masing-masing pengguna.Karena toh mereka sama-sama membayar,sama mengantri dan menunggu.Namun kembali peran kesadaran dan jiwa sosial pun teruji atau justru malah jadi terusik di sini.
Tak hayal beragam trik (ide) kreatif pun bermunculan hingga sampai di peragakan oleh penumpang yang secara kebetulan sudah duduk di kursi lebih dulu.Adapun Jurus ampuh yang berhasil membuat posisinya aman di kondisi seperti ini,biasanya hanya cukup dengan "berpura atau nampak tertidur pulas" tanpa harus kuatir bablas menanti tempat pemberhentian yang tengah di tuju.Dan di mana ketika ada dari salah satu orang yang termasuk dari bagian yang di prioritaskan tadi,terpaksa mau ndak mau dan entah sampai berapa lama menunggu gilirannya datang.Selain itu amat di sayangkan pula kiranya tidak adanya aksi sigap dari petugas kondektur yang sedang bertugas,untuk segera mencarikan sebuah kursi untuknya.
Hmmm.. jadi cuma membayangkan,seandainya satu hari nanti.Di saat ibu,istri atau sanak kerabat berada di dalam kendaraan umum,dan kebetulan di tengah situasi persis seperti itu.*yet.