Dari Sipeniru Yang Suka Ditiru.Pagi tadi sebelum berangkat beraktifitas, admin berkesempatan membaca sebuah rubrik opini lawas dari salah satu koran terbitan ibukota,meski sudah agak telat dan terlewat beberapa pekan lalu lamanya,cuma ada satu halaman yang menurut saya menarik dan masih hangat untuk kembali di simak,di tambah dengan di temani secangkir coffeemix dan beberapa potong roti isi cokelat sebagai cemilan sarapannya.
Ceritanya sih masih seputaran acara serial "tayangan tv" yang memang ndak kan pernah habis untuk di ulas.
Hanya saja soal nyontek menyontek dan budaya tiru meniru di dalamnya sudah menjadi hal biasa bahkan bisa di kata luar biasa.
Banyak orang yang menjadi besar,karena berawal mempunyai impian seperti orang besar sebelumnya.Lantas mereka pun berbuat dan berkehendak kemudian meniru tokoh yang di idolakan atau di kaguminya.
Seperti yang sering terlihat,banyak yang meniru dan membuat plesetan terhadap beberapa Dai kondang,penyanyi bahkan sejumlah tokoh intelektual ata sekawanan pejabat.
Baik dari gaya bahasa pidatoan mereka hingga ke cara berpakaian dan lain sebagainya.Dan kenyataannya pun memang para peniru tadi terbilang sukses melakoninya.
Lantas apa ada sesuatu yang di tiru hingga berdampak luas pada pemirsanya? jawabnya,tentu sajalah yang sudah kita tau sama tau bersama.
Bukan saja milik orang dewasa namun anak-anak balita sekalipun ikut bergoyang bila sudah mendengar syair lagunya yang kerap muncul berulangkali di tiap episodenya.
Namun sayangnya,masih saja ada di temui anak usia sekolah yang bidang pelajaran ilmu buminya mentok alias terbatas.Sampai segitunya sampai juga ndak mengenal apalagi hafal nama-nama kota di negerinya berasal.
Apa mesti setiap pelajaran sejarah kudu di jadikan sebuah lagu,bergaya oplosan layaknya!.*yet.
Ceritanya sih masih seputaran acara serial "tayangan tv" yang memang ndak kan pernah habis untuk di ulas.
Hanya saja soal nyontek menyontek dan budaya tiru meniru di dalamnya sudah menjadi hal biasa bahkan bisa di kata luar biasa.
Banyak orang yang menjadi besar,karena berawal mempunyai impian seperti orang besar sebelumnya.Lantas mereka pun berbuat dan berkehendak kemudian meniru tokoh yang di idolakan atau di kaguminya.
Seperti yang sering terlihat,banyak yang meniru dan membuat plesetan terhadap beberapa Dai kondang,penyanyi bahkan sejumlah tokoh intelektual ata sekawanan pejabat.
Baik dari gaya bahasa pidatoan mereka hingga ke cara berpakaian dan lain sebagainya.Dan kenyataannya pun memang para peniru tadi terbilang sukses melakoninya.
Lantas apa ada sesuatu yang di tiru hingga berdampak luas pada pemirsanya? jawabnya,tentu sajalah yang sudah kita tau sama tau bersama.
Bukan saja milik orang dewasa namun anak-anak balita sekalipun ikut bergoyang bila sudah mendengar syair lagunya yang kerap muncul berulangkali di tiap episodenya.
Namun sayangnya,masih saja ada di temui anak usia sekolah yang bidang pelajaran ilmu buminya mentok alias terbatas.Sampai segitunya sampai juga ndak mengenal apalagi hafal nama-nama kota di negerinya berasal.
Apa mesti setiap pelajaran sejarah kudu di jadikan sebuah lagu,bergaya oplosan layaknya!.*yet.